Ditinjau dari Gaya hidup sehari-hari
"Tuhan
Dijadikan Brand, Gereja Jadi Panggung: Pendeta Hedon adalah Farisi Modern"
Di tengah
penderitaan umat, di pelosok-pelosok negeri di mana jemaat berdoa di gereja
beratapkan seng dan berlantai tanah, muncul sosok-sosok pendeta yang menjadikan
Injil sebagai alat dagang. Mereka hidup bergelimang harta, tampil bak
selebritas, berkendara mobil mewah, berlibur ke luar negeri, dan mengenakan
pakaian bermerk—semuanya atas nama "berkat Tuhan." Ironis, ketika
mimbar suci dijadikan panggung glamor, dan persembahan umat kecil menjadi
sumber kekayaan pribadi.
Pendeta-pendeta hedon seperti ini tidak lagi menjadi gembala, tetapi menjadi raja di atas takhta kekuasaan rohani yang mereka bangun sendiri. Mereka mengkhotbahkan teologi kemakmuran, seolah kekristenan adalah tiket menuju kekayaan, bukan salib penderitaan. Padahal Yesus sendiri berkata: “Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya” (Matius 8:20). Ia lahir di kandang, berjalan kaki, dan mati di salib—bukan tinggal di vila atau mengendarai jet pribadi.
Yesus mencela para pemuka agama yang suka tampil mewah dan mencari hormat di tempat umum. Kepada mereka Ia berkata: "Celakalah kamu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik!" (Matius 23). Hari ini, celaka itu seharusnya juga ditujukan kepada pendeta-pendeta yang hidup seperti bintang, tetapi meninggalkan semangat pelayanan sejati. Mereka lebih mirip motivator bisnis daripada pelayan firman.
Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya,
sementara mereka menuntut untuk diperlakukan sebagai "bapak rohani"
yang harus dilayani. Yesus memberi makan lima ribu orang, mereka malah memeras
dompet jemaat dengan dalih "mujizat finansial." Di mana keadilan bagi
para janda miskin yang memberi persembahan terakhirnya? Di mana empati terhadap
umat yang setiap hari bergumul dengan harga sembako?
Sesama Pendeta kini saling mengukur keberhasilan Doa dan segala bidang rohani dengan keberhasilan Finansial dan semua orang menghendaki hal yang sama diantara kebanyakan pendeta akhir zaman ini.
Pendeta hedon bukan hanya menyimpang dari
Injil; mereka menodai kekudusan pelayanan. Mereka bukan hamba Tuhan, tapi
pedagang bait Tuhan. Kekayaan mereka bukan tanda berkat, melainkan bukti
pengkhianatan terhadap Kristus yang sederhana.